Tweet

Selasa, 07 Juli 2015

Aku (pikiran) dan Batin

Malam ini entah kenapa semesta nampak begitu sepi, sedih, dengan angin yang berhembus melewati celah ranting pohon seakan menambah kesunyiannya. Berbeda dengan 360 hari yang lalu, perasaan senang, gembira, dan penuh suka cita seakan menyelimuti semesta ini. Aku duduk terdiam di sebuah bangku tua, tempatku yang berada di teras lantai dua membuat pandanganku bisa bebas menyapu langit gelap yang sudah dipenuhi bintang. Satu hal yang terlintas di pikiranku adalah perasaan apa yang sedang dia rasakan saat ini kepadaku? Entahlah. Tidak berapa lama batinku mulai membisiki ku, seakan dia tahu segalanya “dia sedang merindukanmu”. Ah, tidak mungkin. Dia sudah memiliki kekasih tidak mungkin dia merindukanku. Pikiranku mulai membantah batinnya sendiri.

Kini lamunanku mulai sedikit gusar, mulai timbul percikan perang antara pikiran dan batin. Perlahan tapi pasti, semakin jelas ruang perbedaan antara keduanya. Semakin membesar ruang tersebut membuat aku terperangkap dalam perang pikiran dan batin ini. Sial.

“Kita masih mencintainya kan?” Desak batin.
“Iya betul, kita masih mencintainya. Tapi bukankah sekarang sudah berbeda dengan satu tahun lalu?”
“dengar, tidak ada yang berbeda. Aku masih bisa merasakan hal yang sama pada dirinya” Batin coba memengaruhiku.

Aku terdiam sebentar, seakan membenarkan apa yang dikatakan oleh batinku. Aku coba mengingat lagi, ternyata memang banyak prediksi batin tentangnya yang menjadi kenyataan. Aku sebut itu felling, semua memang tidak bisa dijelaskan dengan logika tetapi itulah kekuatan batin. Tapi itu hanyalah perasaan, berbeda dengan kenyataannya. Kalau betul dia masih merindukanku atau bahkan mencintaiku, kenapa sifat dia begitu dingin kepadaku. Berbeda sekali dengan waktu itu. Aku coba mengambil alih pikiranku kembali.

“hei buka matamu, peramal gadungan. Lihatlah kita sekarang. Kita bukan apa-apa, bahkan membuatnya bahagia saja kita belum bisa”
“kita pasti bi....” batin mau menyanggah tapi tidak sempat karena terpotong olehku.
“tidak mungkin! Lihatlah kenyataannya, apa dia nyaman berbincang dengan kita? Sadarlah batin. Kalau dia memang mencintai kita dia pasti menerima kita apa adanya, mencoba memperbaiki semuanya, dan mencoba bersama-sama membangun hubungan kembali walaupun dari bawah” 

Aku mulai tersenyum kecil, ternyata aku bisa menekan perasaanku sendiri. Aku mulai merasa memenangkan perdebatan ini. Iya, jika aku memenangkan perdebatan ini kemungkinan besar aku akan mencoba untuk mencari pendamping hidup yang lain dan melupakan dia. Tetapi jika aku kalah dengan batinnku maka aku akan tetap memperjuangkannya.

“tapi, apa kamu sudah lupa alasan dia memutuskan kamu?” batinku mulai bertanya kembali.
“ngg...iya..aku masih ingat”
“kalau begitu kenapa kamu ingin sekali melupakannya? Bagaimana dengan janji-janji kita kepadanya? Aku bahkan merasakan kalau dia ingin sekali kita menjadi seperti yang dia inginkan” Batin mulai kembali mencoba mengambil alih keadaan.

Sial, kenapa lagi lagi batinku ini benar. Apa yang sudah aku lakukan sehingga aku harus menyerah terhadap janji-janjiku. Aku yang selama ini menjadikannya tujuan hidupku mau menghilangkannya begitu saja. Lantas apa ada orang lain yang bisa menggantikannya untuk menjadi tujuan hidupku. Baiklah, aku mulai memembuka mata melihat kembali bintang dan membuat kesepakatan dengan batinku.

“Mari kita berusaha terlebih dahulu menjadi seperti yang dia inginkan. Jika memang kita bisa mencapai itu semua tetapi dia tidak bisa menerimanya kita cari orang lain saja untuk mendampingi hidup kita. Setuju?” 
“Setuju!” Batinku mengiyakan kesepakatanku.

Menyerah sebelum benar benar berusaha merupakan kesalahan yang amat sangat bodoh. Mungkin itu pembenaran yang baik, sehingga aku bisa tetap tegar melihat dia bahagia dalam pelukan orang lain. Melihatnya tertawa oleh orang lain, untuk melupakan kesedihanku sendiri. Mungkin untuk sekarang, tidak untuk selamanya.

Ternyata malam ini tidak jauh berbeda dengan 360 hari yang lalu. Hanya situasinya saja yang berbeda. Aku duduk terdiam di bangku tua, kembali melanjutkan melihat keindahan bintang di langit malam.

Bekasi, 07-Juli-2015.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar